Jeda antara satu tulisan dengan tulisan lain, di blog saya, sungguh panjang. Kadang seminggu atau bahkan kadang sebulan lebih. Sebenarnya saya tidak mengalami writers block, kebuntuan dalam menulis. Saya mengalami gejala Apasia akhir-akhir ini. Apasia dapat digolongkan sebagai penyakit.
Apakah penyakit Apasia itu?
Penyakit Apasia adalah penyakit ketika manusia selalu bertanya “Apa sih yaa?” pada kondisi apapun juga. Apabila rekan kerja anda suka bertanya kepada anda “Eh, ini hari apa sih yaa? Kapan gajian yaa?”, atau “Eh, buka puasa menit lagi sih yaa?”, atau “Aduh, gue sebenernya lagi ngapain sih yaa?”, maka hampir dapat dipastikan ia sedang mengalami gejala awal Apasia.
Apa penyebab Apasia?
Apasia dapat disebabkan dari trauma (mungkin karena kejedot tiang listrik karena ngelirik cewek cantik di bulan puasa atau kecebur got gara-gara menghindar tatapan publik ketika diem-diem masuk warteg ketika orang lain puasa atau trauma lainnya). Apasia juga dapat disebabkan oleh kesibukan terus menerus tiada henti, saking sibuknya, ketika orang-orang bertanya “Sedang sibuk yaa?” Maka ia bingung untuk menjawab, sebab ia tidak tahu apa maksud kalimat sibuk, karena rutinitas harian hidupnya benar-benar full sibuk. Sebab lain Apasia juga dapat dikarenakan akibat kekurangan glukosa, kekurangan kafein, kekurangan nikotin atau kekurangan zat additif berbahaya. Sebab lain Apasia adalah keturunan. Contoh, apabila ayah penderita Apasia sering bertanya “Apa sih yaa?” pada istrinya, umumnya anak-anaknya akan mengikuti jejak sang bapak.
Apa efek Apasia?
1. Orang yang ada disekeliling penderita Apasia akan merasa jengkel, sebab sedikit-sedikit ditanya “Apa sih yaa?”
2. Karena orang-orang sudah males menjawab, maka penderita Apasia mulai lengket dengan mesin pencari atau enslikopedia.
3. Penderita Apasia umumnya dekat dengan penderita Apasia lainnya. Mereka biasanya mendirikan semacam klub semacam Apasia Fans Club. Klub ini menyediakan sarana jawaban untuk para penderita Apasia baru ataupun akut.
4. Penderita Apasia kronis, tidak lengket dengan mesin pencari. Tapi lengket dengan orang yang mampu menjawab pertanyaannya. Entah betul atau tidak. Selama bisa menjawab pertanyaannya, itu cukup untuk dijadikan pegangan hidup.
Siapa pengidap Apasia?
Apasia dapat di idap oleh siapa saja. Apabila situasi, kondisi, toleransi, pantauan dan jangkauan (*Saya tidak akan menyingkat istilah ini*) seseorang memungkinkan, maka ia akan mengidap Apasia. Seperti halnya virus HIV, Apasia tidak memandang umur, gender, tingkat kesalihan, strata sosial, maupun latar belakang politik. Ia menyerang siapa saja.
Apa hubungan Apasia dengan Cilincing?
Apabila anda terlahir sebagai anak Cilincing (dan sekitarnya), anda beresiko tinggi mengidap Apasia. Sebab Apasia ini sunguh menular. Mirip latah. Apabila anda bukan anak Cilincing, bercakap-cakap dengan orang Cilincing akan membuat anda tertular. Hati-hati.
Berbahayakah Apasia?
Tergantung situasi, kondisi, toleransi, pantauan dan jangkauan (*Lagi-lagi saya tidak akan menyingkat istilah ini*). Apasia berbahaya, apabila anda admin server lalu ditanya mengenai XSS anda menjawab “Jangan toakuut server gue amaan suraman. eh BTW, XSS itu apa sih yaa?”. Apasia lebih berbahaya lagi ketika anda menjadi seorang petinggi lalu ketika ditanya mengenai perdagangan anak-anak dan perempuan di Indonesia anda menjawab “Penjajahan dan perbudakan itu tidak sesuai dengan UUD 45. Perdagangan manusia itu perbudakan. Eh kamu tanya apa? Oooh iya, tanya human traffic di Indonesia yaa? Eh maap, human traffic itu apa sih yaa?”.
Namun, Apasia tidak berbahaya apabila anda bertanya “Buka puasa dengan ciuman itu boleh ga sih yaa?”. Tidak berbahaya, namun cukup membuat orang yang ditanya merah mukanya karena malu.
Adakah penyalahgunaan Apasia?
Jawabnya, ada! Apa dong? (*ahh kamu apasia yaa nanya-nanya mulu*)
Apakah Apasia menyebabkan kehamilan?
Aduh, gimana sih? Kok Apasia menyebabkan kehamilan? Yang menyebabkan kehamilan itu buka puasa dengan ciuman tau!
Apa hubungannya Apasia dengan Orang Indonesia
Ssstt.. ini rahasia kita berdua saja yaa. Katanya banyak orang Indonesia mengidap Apasia. Tapi umumnya pura-pura sehat. Aneh kan, bagaimana mungkin ia bisa pura-pura seperti itu. Pepatah kuno Cilincing mengatakan “Tong, lo bisa pura-pura kaya… Lo bisa pura-pura ganteng… Tapi lo kaga bakal bisa pura-pura pinter!”
Artikel yang tidak terkait
– Aphasia
– Kennel Apasia
– Omong Kosong
September 20, 2007 at 8:34 pm
Pesakit Apasia tidak dianjurkan ikutan kuis Apa Ini Apa Itu dong ya? (ada gak sih kuis Apa Ini Apa Itu?, kayaknya pernah ada.. apa cuman mirip-mirip ya? lah.. kena temennya Apasia juga saya)
Penderita Apasia dapat ikut menyanyi lagu Euis Darliah yang berjudul “Apa-apanya Dong”. Menyanyikan lagu ini katanya dapat memperlambat efek penyebaran Apasia.
September 20, 2007 at 9:02 pm
jadi sebenarnya ini tulisan mengenai apaan sih (yaa)? trus gw harus komentar apa (sih) yah? udah jam 3 pagi.. gue harus saur, tapi beli apa (sih) yah…
**apaan sih pung??**
Ga masak, Pung?
September 20, 2007 at 11:25 pm
ada obatnya nggak mas?
Wahh ini pertanyaan yang berat Mas Mardun. Pelambat efeknya ada, yaitu jangan garuk-garuk pantat (walaupun secara tidak sengaja) di depan publik. Tapi kalau penyembuh totalnya, artinya memang penghancur jaringan Apasia dan sel genetisnya, hingga kini belum ditemukan. Riset yang dilakukan para ahli kemungkinan besar akan menjawab pertanyaan ini. Tapi sesungguhnya ini memang tantangan berat bagi kaum pemerhati medis dan pengamat kesehatan dunia
(*Halah, udah mulai stadium 4 nih Apasia nya*)
September 21, 2007 at 1:29 am
Apasia=lemot 😀
Wah bagus juga tuh variannya.
September 21, 2007 at 1:37 am
apasia bisa juga ajakan membatalkan puasa dengan berantem, coba aja ngomong APA SIA! ke orang sunda
Whuahahaha.. 😀
September 21, 2007 at 1:48 am
Ketuanya pasti bang Aip
*ditimpuk bang aip*
Belum ada sekertarisnya nih, Mbak. Mau ndaptar? Si Hoek udah daptar tuh. Huehehe
*Syarat sekertaris: Harus pura-pura seksi. Pura-pura pake kacamata biar dianggep pinter. Pura-pura jago mengoprasikan blackberry. Nah yang paling penting, pura-pura bahagia. Tiap ketemu client harus mampu mengembangkan senyum selebar mungkin. Hihihi*
September 21, 2007 at 2:55 am
Turunannya apasia ada juga kok..
Apasitu..
Huahaha. (*Saya seneng nih, seharian ketawa melulu. Huehehe*).
September 21, 2007 at 3:26 am
HAHHH ciuman bisa menyebabkan kehamilan?? AHH MASA’ SIH??!! (turunan laen penyakit apasia??)
Jangan dibuktikan dengan selain dari kakanda tercinta yaaa. Bahaya.
September 21, 2007 at 4:17 am
Apasia itu sejenis pohon di pinggir jalan, bagus lho daunnya 😀
Iya, betul. Enak dibuat rujak.
September 21, 2007 at 4:29 am
AHaa .. saya tahu, saya tahu, mengapa Bang Aip selalu ada jedah dari satu posting ke postingan lainnya. Karena waktu yang ada, digunakan untuk menyiapkan disertasi penemuan penyakit baru yang bernama Apasia. Sehingga postingannya jadi terlambat.
Wah, bentar lagi jadi doktor dong bang ya. Selamat, selamat. Jika temuan tentang Apasia ini dapat banyak menolong orang. Jangan2 sebentar lagi bang Aip bisa dapat Nobel Kesehatan deh.
*asik .. bakal diajak buka puasa bersama bang Aip di tepi kali Cilincing*
Insya Allah, kalau nanti kita sama-sama di RI nanti, mas Eby pasti saya traktir kolak pisang untuk buka puasa.. Hehehe
September 21, 2007 at 5:33 am
selain apasia, ada juga penyakit apasilo…
Huehehehe
September 21, 2007 at 5:43 am
Waduh, saya lagi baca blognya orang Cilincing..
Eh, Bang Aip orang Cilincing enggak sihh…
Haduh, dah mulai timbul gejala Apasia..
(Katanya) saya Orang Cilincing (yang mabur semena-mena ke kampung-kampung tetangga) 😀
September 21, 2007 at 6:31 am
hihihi… lucu & terhibur 🙂
Saya malahan ngakak baca komen-komennya. Bayangkan, ironis sekali, saya nulis untuk memancing orang lain menghibur saya. Huehehe.
September 21, 2007 at 6:52 am
Apa sih ni??
😆
Hehehe
September 21, 2007 at 7:02 am
UUD: Fakir Miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara.
Perda kota Banjarmasin : Dilarang memberi sedekah kepada gelandangan pengemis yang merusak keindahan kota.
Mereka harus dikejar-kejar ditangkap sama aparat yang dibayar dengan uang negara.
Manusiasuper : Apa seh yaaaa…???
Serius PERDAnya?
Mansup… Dimana yaa bisa lihat-lihat isi Perda BJM?
Dulu, untuk perpu/UU RI bisa lihat di kambing.vlsm.org entah sekarang jadi menghilang begitu. Blogger bernama Kundaremp sempat mempertanyakan menghilangnya UU RI tersebut. Mansup, kalau ada info mengenai perpu daerah, bagi-bagi yaa linknya.
September 21, 2007 at 7:37 am
Waah,…
Jangan-jangan sayah juga ngidap itu boss.
Soalnya, sering kali sayah suka nulis panjang-panjang.
Setelah lama, baru sayah nyadar ternyata sayah nulis di Blog orang…
September 21, 2007 at 8:03 am
*tertawa terguling2 baca komentar diatas*
Saya juga Mas Eby. Whahaha. Makhluk langka itu yang diatas. Karoserinya pasti sudah tidak diterbitkan lagi di RI. Huehehe
September 21, 2007 at 10:10 am
Syaahahaha.. Apasia.. hihi.. kocak juga tuh mas. Btw tujuan aku kalok ke cilincing itu cuman satu, nyaeta berkunjung ke coto makassar yang ada di pinggir jalan itu, ahahaha..
Eh Coto Makassar yang mana? Dulu… Duluu banget (*maklum orang jadul, nostalgia mulu kerjanya*) waktu jaman saya masih mampu beli daging ada Coto Makassar yang enak di deket terminal Priok.
September 21, 2007 at 10:10 am
artikel the best sy baca hari ini : hahaha kombinasi antonio banderas + brad pitt..mantap+keren+anjing+ampuun!
😀
banyak2in waktu isengnya ya mas demi menulis…biar tentram sedikit ini dunia
Wahh, itu permintaan yang berat, Kang Uwiuw. Waktu isengnya benar-benar sedikit. Lebih parah lagi, iseng dikit aja, ditegor polisi saya. Huehehe
*iseng berdasarkan definisi Cilincing itu sungguh berbeda dengan iseng dalam bahasa Indonesia*
September 21, 2007 at 10:40 am
Hahaha… hihihii huhuhu… waduh, aku ikut terserang apasia 😆
Bang Aip, memang jago meramu teks+konteks+keteks menjadi racikan bermutu enak dibaca dan dijamin para pembaca bertanya-tanya cerita apasia? … 🙂
Jadi gejala apasia memang tertular dari Cilincing menuju Holland….
—–
bang Aip server serum dilogoff ya? situsku gak bisa dialokasikankan lagikah? ada apasia? 🙂
saya belum sempat masuk ke sana, karena eror terus di tempatku. makanya, saya lagi mencoba melatih diri di server residen. Nanti kalau stabil, aku mo redirect kembali ke sana… biar lebih cepaaaat… lebih amaaan dan lebih kenyal… 🙂
Pulang dari Turin saya kena Apasia tingkat tinggi, Pak. Bengong aja di rumah, ga bisa bergerak. Ketularan orang Turin yang kebanyakan doyan makan ikan salem. Huehehe. Mengenai server SERRUM, sudah dikordinasikan, Pak. Sayang sekali, admin servernya (teman saya) sedang ke LN. Kami sedang nyari solusi yang terbaik ke masa depan. Mungkin dengan pemindahan data center. Insya Allah lebaran H+10 masalah ini bisa diselesaikan, Pak.
September 21, 2007 at 12:10 pm
AETGTHTHW3QREG
September 21, 2007 at 12:14 pm
Saya sudah beberapa kali sebenarnya berkunjung ke blog ini, baca2 postingannya, yang kalo meminjam paradigma interface design, maka blog ini [isinya] saya anggap memenuhi syarat user friendly. 😀
Tapi setiap mo ngasi komentar selalu saja tidak jadi.
Apa ini termasuk gejala Apasia itu ya ?
help me !!!
Mas Heri… Jujur saja, saya kali ini memang menulis untuk menghibur diri sendiri. Saya sedang sibuk luar biasa akhir-akhir ini. Susah ketawa-ketiwi. Nah, tulisan memang di disain untuk ketawa seharian. Bukan gara-gara tulisan saya. Tapi gara-gara komennya. Boleh dong sekali-kali saya dihibur pembaca. huehe.
Jadi, anda nggak apa-apa nggak komen. Yang penting bisa terhibur. Lumayan, bulan puasa. Menghibur publik nambah-nambah pahala. Hehehe.
September 21, 2007 at 2:39 pm
masasia itu sodaraan dengan apasia tuh.
masa sih ya? 😆
Whuahuahuahua
September 21, 2007 at 5:33 pm
@cK
“selain apasia, ada juga penyakit apasilo…”
entuh sebenerna penyakid yang sama, cuma diidap oleh orang yang berbeda faktor geografisna doank, kalo apasia entuh penyakid yang tersebar di daerah cilincing, kalo apasilo entuh didaerah jakarta…tapi sebenerna sama ko’
@bang aip
numfang njawab komen bang, skalian ngajuin diri jadi asisten dokter apasia
*ngasi CV ke bang aip*
Whuahahaha…
*psst…Minta digaji pake apaan, Hoek?*
September 21, 2007 at 6:10 pm
bingung mo komentar,..
Saya malah lebih bingung + gemetar waktu membaca tulisan Mas Iman mengenai Widia. Sebab sepertinya kenal dengan tokohnya. Huehehe. Sampe takut saya. Kalo komentar, nanti urusannya panjang. Huehehee. Jadinya saya diem aja. Beraninya di kandang sendiri. Huehehe
September 21, 2007 at 7:19 pm
kayakya pernah terjangkiti penyakit itu… 😛
Pernah? Wah udah sembuh dong?
Gimana proses penyembuhannya? Katanya denger-denger minum pil cina kecil-kecil item itu yaa, Rul?
Atau kamu ditotok sinshe?
Enak ga ditotok Sinshe?
September 21, 2007 at 7:54 pm
Benar-benar omong kosong menjelang sahur… *menegaskan judul* 🙂
Saya malah curiga kalau aphasia ini asal mulanya memang dari daerah Cilincing, dan hanya menyerang orang-orang yang berasal dari daerah itu saja (culture-bound). Sama seperti latah yang hanya ditemukan di Asia Tenggara alias rumpun Melayu.
benarkah ?
*sepertinya saya harus bergerak kesana untuk meneliti*
Wah, sungguh saya amat berbahagia. Salah seorang ahli peneliti yang sudah dianggap sesepuh penyembuh bagi kaum Apasia datang berkunjung. Om Fertob, berdasarkan laporan antropologi terbaru, Apasia ini ternyata juga memakan korban orang para dukun-dukun penyembuh Apasia. Saran saya.. hati-hati kalau datang ke Cilincing.
(*makin omong kosong. Huahahaha*)
September 21, 2007 at 10:34 pm
Disingkat juga tidak apa2 Bang, kan hemat waktu nekan tombol keyboard
Eh besok Rabu hari apa ya Bang?
Wah besok hari libur kali yaa?
September 22, 2007 at 4:31 am
Aduh, kalo perda lewat web, kayanya ga ada pak. Wong PNS sini jarang yang kenal internet, kerjaannya maen gaple wae..
Kalo yang print out seh, banyak. Saya sempet nanya biro hukum Banjarmasin soal perda2 yang ada, mereka sendiri LUPA sudah berapa ratus perda yang dibuat di Banjarmasin…
Maklum, yang penting kan bikin perda dulu, penerapannya di akhirat saja. Setiap membuat perda itu kan, anggota DPRD dan Pejabat Pemko terkait dapat anggaran khusus dari APBD.
Apa seh yaaa…???
Terimakasih atas infonya. Kapan-kapan nulis soal pembuatan Perda di BJM dong, Mansup. Kayaknya menarik tuh isunya. Dari jaman Pak Harto sampai saat ini, isu rancangan Perda memang selalu menarik.
September 22, 2007 at 6:09 am
Dowo tenan tulisane dadi bingung aku..
Apa seh yaa?
Ada lagi Mas yang lebih panjang. Mau?
September 22, 2007 at 7:48 am
Kalo berkunjung ke blog-nya orang Cilincing, menular ga ya?
*sibuk nyari masker biar ga ketularan apasia*
Hahaha. Kayaknya menular Mas Eby. Ini, daripada menular.. Saya posting lagi lah. Gawat nih penyakit. Pada ikut-ikutan Apasia. Huehehe
September 22, 2007 at 8:56 am
*pergi nyari obat apasia*
*jangan lupa balik kesini kalo dah dapet*
September 22, 2007 at 9:16 am
Konon Apasia itu belum parah. Tapi hati-hati sebelum tambah parah menjadi Manasia (mana sih ya?) alias pikun.
Lebih parah lagi kalau “Ahh Pasyaaa.. Kamu sekarang jadi blogger terkenal toh?”
*Maap Om Pasya.. Maap.. hehe*
September 22, 2007 at 9:29 am
gw kena apasia dunkkkkkkk……………..
gejalanya mulai bertambah atau menurun, Mbak?
September 22, 2007 at 1:41 pm
maka aku pun berdecak kagum
subhanallah …
September 23, 2007 at 11:50 am
[…] Bang Aip bisa koar-koar ngga jelas menjelang sahur.. di Bali sini malah ngga terasa sekali kesan bulan puasa. Beberapa […]
September 25, 2007 at 8:38 am
hati-hati…..postingan ini menularkan wabah apasia kpd komentatornya!!!!!!!!!!
September 25, 2007 at 9:01 am
saya sudah pake kacamata bang…
memang saya jarang senyum, tapi latihan kayaknya bisa deh untuk senyum selebar-lebarnya
blackberry gak pernah megang, tapi kalo diajarin sama bapak ketua pasti bisa.
Pura-pura seksi??? nah ini dia yang berat…
September 25, 2007 at 9:27 am
hahahaha
September 27, 2007 at 9:39 am
iku opo ?
September 27, 2007 at 10:54 am
Ha ha ha, memang bener itu penyakit orang Cilincing bangitop…..
Oktober 9, 2007 at 6:00 am
Ah! O.o Saya salah satu penderita apasia!
*kejer antobilang buat bikin banner apasia endonesa*